Rabu, 19 November 2008

kisah Tidak menarik

Ini pengalaman pribadi. Tahun 2007, tanggal dan bulannya sudah lupa.
Saya naik motor dari BBS(persimpangan keluar dari Cireundeu menuju Ciputat), sekitar jam 7pagi, sampai di seberang pasar Ciputat ada beberapa polisi dan polwan, karena ada jalan masuk kekiri (ternyata verboden) saya lewati dulu para polisi yang terhormat tersebut lalu saya minggir saya tuntun sepeda motor saya menuju jalan tsb. dengan asumsi kalau jalan itu dilarang polisi tsb memberi tahu saya merasa tidak melanggar peraturan karena motor yang saya tuntun dalam keadaan mati,.

Lalu saya ditegur oleh polwan, mau kemana ,saya jawab mau ke jalan tersebut. dia bilang tidak boleh pak. Tiba tiba datang polisi yang lain langsung menanyakan sim dan stnk. Tanpa basa - basi
saya DITILANG tanpa mau mendengarkan penjelasan. Saya disuruh tanda tangan disurat tilang. Ini bisa diambil di Polsek(polres?) Blok A dalam 1-2 hari, atau dipengadilan sekitar 1 mingguan.

Penasaran karena tidak merasa bersalah saya akan jelaskan dipengadilan, sayapun mengikuti proses pengadilan masal tsb bersama para pelanggar lainnya saling berbagi cerita. Ada kisah menarik dari sesama peserta sidang, ditilang karena mengikuti polisi yang melanggar. Ceritanya pagi hari jalan masih sepi, dia naik motor sementara didepannya ada motor polisi, saat ada lampu merah menyala dia mengikuti polisi yang menerobos lampu merah, selanjutnya polisi tsb memperlambat jalannya dan dia menyusul, saat dilampu merah berikutnya dia berhenti lantas polisi tersebut menyusulnya dan dia DITILANG!.
Saat itu banyak juga peserta sidang yang berkasnya belum sampai ke pengadilan. Konon biasanya orang tersebut ngeyel pada saat ditilang atau tidak mau menandatangani surat tilang maka akan dipermainkan/dipersulit seperti itu. Konon teman saya bilang dia mendengar ocehan polisi disarangnya eh kantornya mengenai hal tersebut berucap, POLISI DILAWAN!!

Saat sidang saya satu2nya yang tidak merasa bersalah saya jelaskan kejadiannya pada hakim yang mengundur sidang saya seminggu berikutnya dengan menghadirkan saksi yaitu polisi yang menilang saya. Weh! saya pikir asik juga nih, saya akan beradu argumen dengan polisi tersebut dipengadilan, kalaupun saya kalah paling tidak saya tahu pelanggaran saya. Maka sayapun mengikuti persidangan kembali dengan tidak kehadiran saksi, saya dianggap menerima kesalahan oleh hakim karena telah menandatangani surat tilang.

Saran saya kalau ditilang polisi meskipun anda tidak merasa bersalah sebaiknya tandatangani sajalah surat tilang, anggap saja anda tengah berurusan dengan orang mabok, meskipun saya yakin masih banyak mereka yang baik, sudah menjadi rahasia umun keadaan tersebut terus berlangsung.

Ya sambil terus berharap agar keadaan ini bisa cepat berubah.

Kisah di musim dingin

Posted by: "PRISKA NATASYA"

( true story, seperti temuat dalam Xia Wen Pao,2007 )

Siu Lan, seorang janda miskin memiliki seorang putri kecil berumur 7 tahun,
Lie Mei. Kemiskinan memaksanya untuk membuat sendiri kue-kue dan
menjajakannya di pasar untuk biaya hidup berdua. Hidup penuh kekurangan
membuat Lie Mei tidak pernah bermanja-manja pada ibunya, seperti anak kecil
lain.

Suatu ketika dimusim dingin, saat selesai membuat kue, Siu Lan melihat
keranjang penjaja kuenya sudah rusak berat. Dia berpesan agar Lie Mei
menunggu di rumah karena dia akan membeli keranjang kue yang baru.

Pulang dari membeli keranjang kue, Siu Lan menemukan pintu rumah tidak
terkunci dan Lie Mei tidak ada di rumah. Marahlah Siu Lan.Putrinya
benar-benar tidak tahu diri, sudah hidup susah masih juga pergi bermain
dengan teman-temannya. Lie Mei tidak menunggu rumah seperti pesannya.

Siu Lan menyusun kue kedalam keranjang, dan pergi keluar rumah untuk
menjajakannya. Dinginnya salju yang memenuhi jalan tidak menyurutkan niatnya
untuk menjual kue. Bagaimana lagi ? Mereka harus dapat uang untuk makan.

Sebagai hukuman bagi Lie Mei, putrinya, pintu rumah dikunci Siu Lan dari
luar agar Lie Mei tidak bisa pulang. Putri kecil itu harus diberi pelajaran,
pikirnya geram. Lie Mei sudah berani kurang ajar.

Sepulang menjajakan kue, Siu Lan menemukan Lie Mei, gadis kecil itu
tergeletak di depan pintu. Siu Lan berlari memeluk Lie Mei yang membeku dan
sudah tidak bernyawa.. Siu Lan berteriak membelah kebekuan salju dan menangis
meraung-raung, tapi Lie Mei tetap tidak bergerak. Dengan segera, Siu Lan
membopong Lie Mei masuk ke rumah.

Siu Lan menggoncang- goncangkan tubuh beku putri kecilnya sambil meneriakkan
nama Lie Mei. Tiba-tiba jatuh sebuah bungkusan kecil dari tangan Lie Mei.
Siu Lan mengambil bungkusan kecil itu, dia membukanya. Isinya sebungkus
kecil biskuit yang dibungkus kertas usang. Siu Lan mengenali tulisan pada
kertas usang itu adalah tulisan Lie Mei yang masih berantakan namun tetap
terbaca *,"Hi..hi..hi. . mama pasti lupa. Ini hari istimewa buat mama. Aku
membelikan biskuit kecil ini untuk hadiah. Uangku tidak cukup untuk membeli
biskuit ukuran besar. Hi…hi…hi.. mama selamat ulang
tahun."*

------------ -------

**Ingatlah, jangan terlalu cepat menilai seseorang berdasarkan persepsi kita, karena persepsi kita belum tentu benar adanya.

Rabu, 05 November 2008

Keluarkan Dirimu Dari Sumur

Artikel ini adalah kiriman dari seorang teman


Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun (ditutup - karena berbahaya); jadi tidak berguna untuk menolong si keledai. Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur.


Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur, si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara tetangga2 si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri !

Kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari 'sumur'(kesedihan, masalah, dsb) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari 'sumur' dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan. Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari 'sumur' yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah !

Ingatlah aturan sederhana tentang Kebahagiaan :
1. Bebaskan dirimu dari kebencian
2. Bebaskanlah pikiranmu dari kecemasan
3. Hiduplah sederhana.
4. Berilah lebih banyak.
5. Tersenyumlah.
6. Miliki teman yang bisa membuat engkau tersenyum.

Seseorang telah mengirimkan hal ini untuk kupikirkan, maka aku meneruskannya kepadamu dengan maksud yang sama. "Entah ini adalah waktu kita yang terbaik atau waktu kita yang terburuk, inilah satu-satunya waktu yang kita miliki saat ini

Mengenai Saya

Tangerang selatan, Indonesia